SELAYANG PANDANG
Kehidupan masyarakat Melayu Sintang tumbuh dalam keharmonisan antara tradisi, agama, dan alam. Kehidupan suku melayu erat kaitannya dengan masyarakat yang hidup di pesisir Sungai. Sungai bukan sekadar sumber penghidupan, tapi juga pusat kebudayaan yang kaya.
Selain itu masyarakat Melayu sintang memiliki khazanah budaya lokal yang menjadi tradisi turun temurun hingga saat ini yang dinamakan Tradisi Terempoh. Tradisi awal yang di lakukan ketika merayakan Idul Fitri dimana Melayu identik dengan agama Islam. Kata Berterempoh atau Terempoh di ambil dari bahasa Melayu Sintang yang di definisikan sebagai suatu kegiatan Silahturahmi masyarakat Melayu & di lakukan secara beramai-ramai dengan prosesi naik ke rumah-rumah masyarakat yang di sebut Netai atau Nerempoh. Jika di tilik lebih dalam Silaturahmi berasal dua kata yakni as sillah yang artinya menyambung dan ar rahimi yang memiliki dua makna yaitu “kasih sayang” dan “rahim ibu”.
Tradisi Terempoh ini sarat akan nilai-nilai sosial juga termuat konsep multikultural. Keunikannya adalah dalam tradisi ini tidak memandang suku, agama dan etnis lain dalam prosesinya.
Sejarah Sintang yang panjang salah satunya meninggalkan warisan kekayaan juga berupa seni Arsitektur Rumah Melayu beserta Seni Ragam Hias dimana terdapat nilai akulturasi peninggalan warisan budaya yang sepenuhnya tidak hanya di pengaruhi oleh kebudayaan Melayu saja, tetapi juga di pengaruhi oleh kebudayaan lain yakni kebudayaan suku Dayak sendiri sebagai suku terbesar di Kalimantan juga pengaruh dari kebudayaan luar.
Secara keseluruhan, jejak akulturasi ini akan terlihat pada konsep Pameran Seni Budaya Melayu kali ini. Inilah Terempoh sesungguhnya, ajang silahturahmi menyambungkan tali kasih sayang antar umat manusia, kita berasal dari rahim yang sama ; tanah yang sama di bumi yang sama. Bersinergi menjaga kelestarian alam & budaya di tengah perkembangan zaman, lajunya inovasi & tekhnologi akan tetap relevan jika di lakukan bersama – sama dan menjadikan tradisi baik ini terus berkelanjutan.
“ JAGA TRADISI, MELAYU LESTARI "
KONSEP ARSITEKTUR

Budaya bermukim di bantaran sungai telah di lakukan secara turun menurun khususnya oleh suku Melayu Sintang. Etnis Melayu mendirikan konstruksi rumah-rumah panggung atau terapung untuk menempati permukiman di bantaran sungai Kapuas dan Melawi. Adalah “rumah besar” yang menjadi ide konsep desain fasad Arsitektur di Festival Budaya Melayu kali ini, dimana rumah ini adalah bagian dari cerita kehidupan masyarakat melayu pesisir Sintang.
Selain sebagai jalur transportasi, aktifitas keseharian penduduk pesisir sungai erat kaitannya dengan mata pencaharian sebagai Nelayan. Keterampilan menangkap ikan hingga pengetahuan mengolah ikan menjadikan perairan sungai sebagai ladang penghidupan.
Simbol Garuda sebagai mahkota rumah menggambarkan Sintang sebagai bagian dari bangsa besar yang tidak melupakan identitas negara yang memiliki semangat persatuan.
KONSEP ZONING & SIRKULASI


KONSEP INTERIOR

Area Terempoh menjadi Central di dalam penataan interior ruang. Ruangan display di desain tanpa sekat dimana menggambarkan sikap ramah & keterbukaan suku Melayu Sintang terhadap siapapun tanpa membeda – bedakan. Disamping itu, dengan ukuran ruang yang minimalis kesan lapang akan lebih terasa sehingga memudahkan sirkulasi pengunjung untuk menikmati suasana ruang pamer.
Pada interior ruang pamer ini, penggambaran penggunaan ventilasi pada ruangan di adopsi dari interior “rumah besar”. Ciri khas interior rumah melayu adalah memiliki bukaan ventilasi pada interior ruang. Penambahan cahaya lampu yang di gunakan pada interior ruang pamer di sengaja untuk meningkatkan estetika dalam menonjolkan object display. Pencahayaan alami tetap di butuhkan pada siang hari dengan memasukkan unsur pencahayan tambahan untuk menciptakan suasana ruang yang berbeda.
KONSEP WARNA


Warna-warna ini akan menjadi konsep penggunaan warna pada arsitektur dan interior ruangan. Ide penggunaan warna di dapat dari seni wastra melayu Sintang & warna dari alam sekitar. Makna yang terangkum dari karakter warna tersebut menggambarkan bagaimana masyarakat melayu Sintang yang bermula dari kehiduapan pesisir dan hingga kini terus berkembang memiliki karakter kuat dalam menjunjung tinggi moralitas & solidaritas, terbuka, bersahabat dengan alam, berjuang untuk kebenaran, mengutamakan adab dari nilai-nilai islami yang di yakini, sehingga kejayaan Melayu – pun tidak akan pernah lekang di makan zaman.
KONSEP RAGAM HIAS

Penggunaan motif “Pucuk Rebung” melambangkan tekat hati dalam mencapai tujuan, keberuntungan dan harapan. Pucuk rebung juga identik dengan semangat solidaritas.

Penggunaan motif“ Bunga Cengkeh” pada bumbung rumah memiliki symbol keharuman dan manfaat bagi orang lain.

Penggunaan motif yang terinspirasi dari “bunga tengkawang” memiliki makna kekayaan, kemakmuran dan kemegahan.

“Pukak Betung” memiliki makna sebagai symbol selalu duduk berunding, bermusyawarah dan bermufakat.

“Motif Geometrik” di dapat dari bentuk ketupat mencerminkan keseimbangan alam dan secara relijius bermakna kemanapun manusia berjalan selalu menuju ke satu arah yakni sang Pencipta
SENI PERKAKAS
FUNGSI, TRADISI DAN KEHIDUPAN
Perkakas tradisional Melayu lebih dari sekedar alat. Di balik fungsinya yang sederhana, tersimpan cerita tentang tradisi yang di wariskan turun temurun. Setiap alat, mulai dari peralatan dapur hingga peralatan kerja mencerminkan cara masyarakat melayu memahami dan berinteraksi dengan alam.
Di buat dengan bahan yang berkualitas baik dan keterampilan tinggi, perkakas ini tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang menekankan keseimbangan antara manusia dan lingkungan. Di sini, kita bisa melihat bagaimana makna, fungsi dan estetika berpadu dalam aktifitas kehidupan sehari – hari.
SENI KERAJINAN
KESELARASAN ALAM DAN MANUSIA
Kerajinan tangan Melayu adalah cerminan harmoni antara manusia dan alam. Setiap produk kerajinan dari anyaman dibuat dengan bahan-bahan alami yang diambil dengan bijaksana dari lingkungan sekitar. Dalam setiap pola dan tekstur, tercermin hubungan mendalam masyarakat Melayu dengan alam. Masyarakat lokal memanfaatkan sumber daya dengan penuh rasa syukur.
Proses pembuatan kerajinan ini dilakukan dengan tangan-tangan terampil yang mewarisi teknik dan pengetahuan leluhur, menjadikan setiap karya terlihat unik dan penuh makna. Lebih dari sekadar estetika, kerajinan Melayu mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kelestarian alam sambil tetap menghasilkan karya yang indah dan fungsional. Di sinilah terlihat bagaimana kehidupan manusia dapat berpadu dengan alam dalam sebuah keseimbangan yang sempurna.
SENI MUSIK TRADISIONAL
Warisan music melayu adalah bagian integral dari budaya dan sejarah komunitas Melayu di seluruh dunia. Musik tradisional Melayu memiliki sejarah yang kaya dan beragam, dengan berbagai alat musik dan gaya music yang unik. Musik tradisional melayu telah memainkan peran penting dalam budaya dan sejarah komunitas Melayu dan menjadi peran penting dalam membentuk identitas melayu sendiri. Dengan memahami dan menghargai warisan musik Melayu, kita dapat memahami dan menghargai kekayaan dan keragaman budaya Melayu.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Hutan tropis Kalimantan memiliki keragaman hayati yang besar. Dimana menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang begitu tinggi. Ada beraneka ragam flora, fauna dan ekosistem yang beragam ada di dalamnya.
Hutan tropis Kalimantan yang begitu kaya adalah rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati dunia yang unik.
Khusus untuk kekayaan flora di Kabupaten Sintang tepatnya menampung sumber daya yang luar biasa, termasuk beragam koleksi spesies tanamanyang tumbuh dalam kondisi alami. Seperti contoh tanaman obat – obatan, buah – buahan, tanaman langka hingga beraneka jenis sayur – sayuran.
INOVASI PRODUK LESTARI
PRODUK BERBASIS ALAM UNGGULAN SINTANG
Masalah lingkungan yang terjadi di Sintang akhir-akhir ini yang di akibatkan oleh kerusakan alam mendorong Sintang untuk memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Sintang memiliki komitmen menuju visi Kabupaten Lestari.
Salah satu solusi dari visi tersebut yakni berkolaborasi antar elemen baik dari pemangku kepentingan dan masyarakat luas.
Kemampuan masyarakat melayu khususnya dalam menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan sumber daya dengan bijak, membentuk keahlian mereka dalam mengolah sumber daya alam dengan sangat baik. Pada era moderninasi ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi bertemu dengan tradisi dan kearifan lokal, maka terciptalah produk – produk inovasi yang bernilai jual dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan konsep menciptakan produk berbasis alam serta memanfaatkan tekhnologi tepat guna akan menghasilkan produk berbasis masyarakat lokal dan lingkungan. Hal ini tidak hanya membantu mengembangkan potensi alam yg berbasis tradisi tetapi juga dapat menjaga lingkungan seperti ekosistem sungai dan hutan. Keseimbangan antara manusia dan alamnya akan berkontribusi pada keberlanjutan.
