MABM Kabupaten Sintang dalam Festival Melayu Kalbar XIII 2024 ini menampilkan sebuah arsitektur rumah panggung sebagai warisan budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat melayu yang hidup di pesisir Sungai Kapuas dan Sungai Melawi di Kabupaten Sintang.
“Rumah Besar” itulah sebutan pada umumnya berbentuk rumah panggung yang didiami oleh anak cucu Wakil Panembahan Sintang “Ade Mohammad Djoen” yang hingga saat ini rumah tersebut masih terpelihara dan dapat kita temukan di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang dan menjadi rumah tertua yang ada di Sintang yang dibangun pada tahun 1918 M.
Khas dari arsitektur rumah masyarakat dari suku Melayu di Kota Sintang memiliki ruang dan bentuk serta menonjolkan karakteristik unik untuk kebutuhan, kenyamanan dalam aktivitas keseharian. Setiap ruang pada rumah ini kemudian memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Rumah besar inilah dijadikan inspirasi sebagai Arsitektur bangunan Stand Pameran MABM Kabupaten Sintang. Arsitektur budaya yang dimiliki rumah tersebut sebagai hasil karya melayu di Sintang yang dibangun oleh masyarakat setempat berdasarkan budaya bermukim yang telah dilaksanakan secara turun temurun.
Adat dan tradisi ini merupakan bagian budaya yang muncul untuk memfasilitasi aktivitas sehari-hari agar lebih nyaman. Implementasi kenyamanan dalam aktivitas kehidupan ini secara fisik berwujud sebagai ruang dan bentuk arsitektur pada rumah tinggal.